Penggunaan gadget seperti smartphone, tablet, dan komputer telah menjadi bagian penting dari kehidupan modern. Namun, kekhawatiran tentang radiasi layar gadget yang dapat merusak mata sering menjadi perbincangan. Apakah hal ini benar adanya, atau sekadar mitos? Dalam artikel ini, kita akan membahas fakta-fakta yang didukung oleh penelitian medis.
Mitos: Radiasi layar gadget dapat menyebabkan kerusakan permanen pada mata.
Fakta: Radiasi layar gadget, termasuk cahaya biru (blue light), tidak cukup kuat untuk merusak struktur mata secara permanen. Cahaya biru memang dapat menyebabkan mata lelah, kering, atau gangguan tidur jika digunakan berlebihan, terutama di malam hari. Namun, menurut American Academy of Ophthalmology (AAO), tidak ada bukti ilmiah bahwa cahaya biru dari gadget mempercepat penyakit mata seperti katarak atau degenerasi makula.
Meski begitu, ketegangan mata akibat penggunaan gadget terlalu lama adalah fakta yang sering terjadi. Kondisi ini disebut digital eye strain atau sindrom penglihatan komputer. Gejalanya meliputi mata lelah, nyeri kepala, penglihatan kabur, dan kesulitan fokus. Untuk mengurangi risiko ini, aturan 20-20-20 dianjurkan: setiap 20 menit, alihkan pandangan ke objek sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik.
Sebagai kesimpulan, klaim bahwa radiasi layar gadget dapat merusak mata secara permanen adalah mitos. Namun, efek samping seperti ketegangan mata akibat penggunaan yang berlebihan adalah fakta. Mengadopsi kebiasaan sehat, seperti mengatur waktu layar dan menggunakan mode malam, dapat membantu menjaga kesehatan mata Anda.
Sumber Referensi:
- “Blue Light and Digital Eye Strain.” American Academy of Ophthalmology, www.aao.org.
- “Digital Eye Strain: Causes and Prevention.” Mayo Clinic, www.mayoclinic.org.